Posted by : Unknown Kamis, 06 November 2014



PENDAHULUAN


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Dalam penerapan Strategi Berbasis Masalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui penhayatan secara internal akan problem yang dihadapi. SPBM diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, mislnya dengan mengonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup memecahkan masalah.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
2.      Apa Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ?
3.      Apa Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
4.      Bagaimana Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran?
5.      Bagaimana Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran?
6.      Bagaimana Upaya Pemecahan Kasus Pemelajarannya?

C.  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
2.      Mengetahui Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
3.      Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
4.      Mengtahui Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran.
5.      Mengetahui Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran.
6.      Mengetahui Upaya Pemecahan Kasus Pemelajarannya.




















BAB II
PEMBAHASAN


Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar siswa. Siswa menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada siswa untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, siswa lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, siswa lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran vang, nielibatknn siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari siswa, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
a.       Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
b.      Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
c.        Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

B.  Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kberfikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat terwujud secara efektif dan efisien. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran itu cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Oleh karenanya dalam pemilihan strategi pembelajaran terdapat prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran, adalah sebagai berikut :
a.       Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa,mestilah harus diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karenanya keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi  yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat  dicapai dengan strategi yang demikian.
b.         Aktivitas
Srategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik ini baik untuk digunakan karena dasar pertimbangan prinsip aktivitas karena kegiatan belajar itu bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan  terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat  psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal tidak.
c.       Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
d.         Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan, seperti mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide orisinil, bersikap jujur, dan lain-lain. Disamping itu, bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut :
1)      Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Melalui proses interaksi, memunggkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
2)       Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.berbagai macam informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati yang bersifat mutlak, tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau dan mencobanya.
3)       Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa yang dapat terwujud jika siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan, pertama, dengan menata ruangan yang apik dan menarik,yang memenuhi unsur kesehatan seperti pengaturan cahaya, adanya ventilasi, serta memenuhi unsur keindahan misalnya cat tembok yang bersih, bebas dari debu, dan sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan  sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu memberikan motivasi belajar siswa.
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui rasa ingin tahu siswa. Apapun yang dilakukan dan diberikan guru harus dapat merangsang siswa untuk berfikir dan melakukan. Untuk itu dalam hal-hal tertentu sebaiknya guru memberikann informasi yang “meragukan” sehingga karena keraguan itulah siswa terangsang untuk membuktikannya.
4)       Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.
Dari pemaparan prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan tersebut diatas strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik dapat memenuhi prinsip-prinsip diatas sehingga strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang sifatnya banyak membutuhkan peran serta siswa atau aktivitas siswa seperti pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah, contohnya diskusi dan lainnya.

1)   Kelebihan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
a.       Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b.      Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.  
c.       Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 
d.      Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 
e.       Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
f.       Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 
g.      Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 
h.      Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i.         Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2)      Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
a.       Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b.      Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 
c.       Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.



D.    Langkah-langkah Pelaksanaa Strategi Pembelajaran Berbasis      Masalah

Ada lima langkah dalam model pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
1.      Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2.      Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3.      Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan video dan model dan  membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5.      Menganalisis dan mengevaluasi
Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan 


Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut:
Guru sebagai pelatih
Siswa sebagai problem solver
Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
* Asking about thinking ( bertanya tentang pemikiran)
* memonitor pembelajaran
* probbing ( menantang siswa untuk berfikir )
* menjaga agar siswa terlibat
* mengatur dinamika kelompok
* menjaga berlangsungnya proses
* peserta yang aktif
* terlibat langsung dalam pembelajaran
* membangun pembelajaran
* menarik untuk dipecahkan
* menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari

  
E.     Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran Dikelas

Kompetensi Inti : 3.Memahami,menerapkan,menganalisis pengetahuan  faktual,konseptual,dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi seni,budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar    : 3.9 Menganalisis informasi /data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
Strategi Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode Pembelajaran  : Demontrasi,tanya jawab,diskusi dan observasi
Kasus                      : Siswa diberi pertanyaan tentang apa saja interaksi yang terjadi didalam ekosistem,setelah itu siswa disuruh mengamati atau mengobservasi interaksi yang terjadi diekosistem lingkungan sekitar.Setelah itu siswa berdiskusi dikelas dan melakukan tanya jawab dengan guru dan teman didalam kelas.




















BAB  III
PENUTUP
Kesimpulan
      Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik yang menuntut aktivitasnya dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensil dari pelajaran.
 Model pembelajaran berbasis masalah lebih cocok diterapkan pada materi yang bersifat teoritis,  karena siswa lebih mudah mencari dan mempelajari materi yang dijadikan masalah untuk diselesaikan. Sedangkan jika diterapkan pada materi yang lebih menekankan pada logika dirasa siswa akan mengalami kesulitan karena guru cenderung tidak memberi materi sehingga siswa kesulitan untuk mencari solusi dari masalah yang disajikan.












DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses     Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Karwono.2011.Strategi Pembelajaran.Metro:Universitas Muhammadiyah Metro.
           


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ampibi - PR_MJ - Powered by Sainstik - Designed by - PR_MJ