Posted by : Unknown Kamis, 30 Oktober 2014



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Metabolisme pada mikroorganisme
Metabolisme atau pertukaran zat pada makhluk hidup mencakup semua reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Reaksi- reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup dapat dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses sintesis senyawa-senyawa kimia yang sederhana yang membutuhkan energi, contohnya pembentukan protein dari asam – asam amino, pembentukanasam nukleat dari nukleotida dan pembentukan polisakarida dari monosakarida.sedangkan katabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang merombak senyawa-senyawa organic yang kompleks menjadi senyawa-senyawa kimia yang sederhana dan membebaskan sejumlah energi, contohnya Pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana dan pemecahan lipid untuk sakarida.
B.   Enzim-Enzim Mikroorganisme
Zat-zat yang dapat mempercepat reaksi kimia dengan menambahkan frekuensi tubrukan atau menurunkan kebutuhan energi pengikat akan tetapi tidak ikut bereaksi disebut katalisator atau katalist. Didalam sel hidup terdapat enzim-enzim yang merupakan katalisator yang disebut biokatalisator. Enzim adalah katalisator organik yang dibentuk atau dihasilkan oleh mikroorganisme atau sel yang dapat mempercepat reaksi kimia. Enzim tidak mengalami perubahan artinya pada permulaan dan selesainya reaksi jumlah enzimnya tetap. Jumlah enzim yang dihasilkan oleh sel mikroorganisme sangat sedikit tetapi mempunyai daya yang besar untuk melakukan perubahan- perubahan kimia yang terjadi di dalam sel.

1.      Sifat – sifat enzim
Enzim-enzim itu bersifat spesifik. Banyak macam-macam enzim, tetapi tiap enzim hanya dapat mempercepat reaksi kimia pada substansi atau substrat tertentu dan tidak berlaku bagi substrat yang lain. Sifat spesifik enzim ini dapat diibaratkan sebagai anak kinci dan gemboknya.
           
 
                     
Gambar.1. Sifat spesifik enzim    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Contohnya suatu enzim protease dapat merombak substrat protein menjadi asam-asam amino tetapi enzim ini tidak dapat merombaksubstrat lain misalnya karbohidrat, lipit dan lain sebagainya. Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel. Enzim berfungsi seperti katalisator anorganik, yaitu untuk mempercepat reaksi kimia. Setelah reaksi berlangsung, enzim tidak mengalami perubahan jumlah, sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim mempunyai selektivitas dan spesifitas yang tinggi terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis reaksi yang dikatalisasi.
Dalam reaksi enzimatis terdapat ikatan sementara dengan substratnya. Sifat ikatan sementara enzim dengan substrat ini sangat labil, barlangsung dalam waktu singkat. Yaitu terjadi sebelum pembentukan hasil senyawa baru yang berasal dari substrat yang bersangkutan.
E + S                 ES             E + P


Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi
Dari reaksi diatas dapat difahami bahwa pembentukan ikatan sementara(E S) dan sesuai reaksi selesai, enzim (E S)  akan bebas kembali jadi enzim tidak digunakan atau tidak ikut bereaksi. Enzim juga berkaitan dengan pengendalian sel. Banyak enzim-enzim dalam bentuk aktif dan non aktif yang terdapat didalam sel. Kecepatan perubahan dari bentuk tidak aktif menjadi bentuk aktif atau sebaliknya ditentukan oleh lingkungan seluler.
2.      Bagian-bagian dari suatu enzim
Beberapa enzim terdiri dari protein-protein tetapi banyak enzim – enzim yang hanya mengandung sebuah protein yang disebut apoenzim yang tidak aktif tanpa suatu komponen yang disebut kofaktor . kofaktor merupakan ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang kompleks, dinamakan koenzim. Ada 2 macam koenzim yang penting dalam metabolism sel yaitu : NAD (Nicotinamide Adenine Dinucleotide ) dan NAD (Nicotinamide Adenime Dinucliotide Phosphate ). Enzim- enzim yang dapat memindahkan atom-atom hydrogen dari suatu subtract disebut dehydrogenase dan prosesnya di sebut dehydrogenansi. Koenzim lain yang penting adalah koenzim A (ko A) mempunyai suatu derivate asam pantotenat, memegang peranan penting dalam prose sintesis dan pencernaan atau pembongkaran lemak dalam suatu seri reaksi-reaksi oksidasi yang disebut siklus krebs. Apabila koenzim terikat ketat dengan apoenzim, maka disebut gugusan prostetik. Jikaapoenzim terpisah dari koenzimnya maka apoenzim ini tidak dapat berfungsi, akan tetapi jika apoenzim dicampur atau di gabungkan dengan koenzimnya maka apoenzim akan dapat berfungsi sebagai enzim yang aktif.
Sitokrom adalah enzim yang berfungsi sebagai pembawa elektron (Electron carrier) dalam proses- proses respirasi dan fotosintesis. Senyawannya mengandung pikmen dan ion-ion logam yang setrukturnya berkaitan dengan hemoglobin dan klorofil. Beberapa contoh kofaktor adalah ion-ion logam termasuk besi, tembaga, maknesium,mangan,  seng, kalsium dan kabait (Tortora, 1986 hal 117).

3.      Mekanisme Bekerjanya Enzim

Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi.
Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu reaktan
sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain.
Secara umum urutan kejadian – keadinan pada reaksi enzimatis dapat diringkas sebagai berikut :
a.       Permukaan dari substrat bersentuhan atau kontak dengan bagian khusus pada permukaan molekul enzim yang dinamakan “active side”
b.      Terbentuk ikatan sementara antaraenzim dengan substrat.
c.       Molekul substrat dirombak oleh pengaturan kembali atom – atom yang ada, perombakan molekul substrata tau kombinasi dan beberapa molekul substrat.
d.      Pengubahan molekul substrat, hasil – hasil reaksi, bergerak meninggalkan molekul enzim.
e.       Enzim bebas dan siap untuk bereaksi dengan molekul – molekul substrat lain.
Pada gambar ini terlihat bahwa substrat berhubungan dengan bagian aktif dari enzim kemudian substratnya di rombak sehingga dihasilkan senyawa baru dan enzim bebas. Misalnya suatu enzim yang mampu menghidrolisa amiluk manjadi senyawa lain tidak mampu menghidrolisa proten, lemak dan lainnya. Suatu senyawa tertentu dapat merupakan suatu substrat yang dapat di rombak oleh beberapa macam enzim. Contohnya glucose-6-phosphate, dapat dirombak oleh 4 macam enzim yang berbeda dengan hasil yang berbeda pula.

            
Gambar.2. Mekanisme aktivitas enzim

4.      Nomenklatur enzim-enzim
Cara pemberian nama enzim ada 2 macam, yaitu:
a.       Berdasarkan nama substrat yang dapat dirombak atau ikatalase oleh enzim tertentu dengan menambahkan akhiran – ase. Misalnya substrat protein  maka nama enzim yang dapat merombak protein menjadi asam- asam adalah protease.
b.      Berdasarkan atas tipe reaksi yang dihatalisir, dengan menambahkan akhiran –ase pada substrat yang dirombaknya. Misalnya pemecahan senyawa-senyawa dengan hidrolisa.
5.      Struktur Enzim

            Pada umumnya enzim tersusun dari protein. Protein penyusun enzim dapat
berupa protein sederhana atau protein yang terikat pada gugusan non-protein. Banyak enzim yang hanya terdiri protein saja, misal tripsin. Dialisis enzim dapat memisahkan bagian-bagian protein, yaitu bagian protein yang disebut apoenzim dan bagian nonprotein yang berupa koenzim, gugus prostetis dan kofaktor ion logam. Masing-masing bagian tersebut apabila terpisah menjadi tidak aktif. Apoenzim apabila bergabung dengan bagian non protein disebut holoenzim yang bersifat aktif sebagai biokatalisator.
Koenzim dan gugus prostetik berfungsi sama. Koenzim adalah bagian yang
terikat secara lemah pada apoenzim (protein). Gugus prostetik adalah bagian yang
terikat dengan kuat pada apoenzim. Koenzim berfungsi menentukan jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim. Ion logam merupakan komponen yang sangat penting,
diperlukan untuk memantapkan struktur protein dengan adanya interaksi antar muatan.

6.      Penggolongan Enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya. Umumnya pemberian nama enzim didasarkan atas nama substrat yang dikatalisis atau daya katalisisnya dengan
penambahan kata –ase. Misal proteinase adalah enzim yang dapat mengkatalisis
pemecahan protein.

1.      Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya antara
a.       Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di
dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel, misal dalam proses respirasi.
b.      Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar
sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.

2.      Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis diantaranya :
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada beberapa macam enzim elektron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase. Enzim- enzim tersebut mengkatalisis reaksi-reaksi sebagai berikut:
- Oksidase mengkatalisis 2 macam reaksi: O2 + (4e- + 4 H+) 2 H2O
                                                                      O2 + (2e- + 4 H+) H2O2
Oksigenase (transferase oksigen): O2 + 2 substrat                2 substrat-O

b.      Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
·         Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
·         Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
·         Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.

c.       Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
·         Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil.
·         Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
·         Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.

d.      Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
·         L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
·         Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan gugus karboksil.

e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
 

·         Rasemase, merubah l-alanin                    D-alanin

·         Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat                      D-xylulosa-5-fosfat

·         Cis-trans isomerase, merubah transmetinal                       cisrentolal

·         Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat                dihidroksi aseton fosfat

·         intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA                suksinil-CoA


f.       Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim asetat=CoA-SH. ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP              Asetil CoA + AMP + P-P

g.      Enzim lain dengan tata nama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya
enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease.
Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.

3.      Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya diantaranya
a. Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya  enzim amilase. Sedangkan enzim - enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b.Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mula-mula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak laktosa.

7.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI ENZIMATIK
Protein adalah bagian utama enzim yang dihasilkan sel, maka semua hal yang dapat mempengaruhi protein dan sel akan berpengaruh terhadap reaksi enzimatik.

1.      Substrat (reaktan)
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat. Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum. Penambahan substrat selanjutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi enzimatik juga dipengaruhi kadar enzim, jumlah enzim yang terikat substrat (ES) dan konstanta Michaelis (Km). Km menggambarkan mesetimbangan disosiasi kompleks ES menjadi enzim dan substrat. Nilai Km kecil berarti enzim
mempunyai afinitas tinggi terhadap substrat maka kompleks ES sangat mantap,
sehingga kesetimbangan reaksi kearah kompleks ES. Apabila nilai Km besar berarti
enzim mempunyai afinitas rendah terhadap substrat, sehingga kesetimbangan reaksi
kearah E + S.

2.      Suhu
Seperti reaksi kimia pada umumnya, maka reaksi enzimatik dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu sampai optimum akan diikuti pula oleh kenaikan kecepatan reaksi enzimatik. Kepekaan enzim terhadap suhu pada keadaan suhu melebihi optimum disebabkan terjadinya perubahan fisikokimia protein penyusun enzim. Umumnya enzim mengalami kerusakan (denaturasi) pada suhu diatas 50oC. Walaupun demikian ada beberapa enzim yang tahan terhadap suhu tinggi, misalnya taka-diastase dan tripsin.

3.       Kemasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Daya katalisis enzim menjadi rendah pada pH rendah maupun tinggi, karena terjadinya denaturasi protein enzim. Enzim mempunyai gugus aktif yang bermuatan positif (+) dan negatif (-). Aktivitas enzim akan optimum kalau terdapat keseimbangan antara kedua muatannya. Pada keadaan masam muatannya cenderung positif, dan pada keadaan basis muatannya cenderung negatif sehingga aktivitas enzimnya menjadi berkurang atau bahkan menjadi tidak aktif. pH optimum untuk masing-masing enzim tidak selalu sama. Sebagai contoh amilase jamur mempunyai pH optimum 5,0, arginase mempunyai pH optimum 10.
4.      Penghambat enzim (inhibitor)
Inhibitor enzim adalah zat atau senyawa yang dapat menghambat enzim dengan beberapa cara penghambatan sebagai berikut:
a.       Penghambat bersaing (kompetitif)
Penghambatan disebabkan oleh senyawa tertentu yang mempunyai struktur mirip dengan substrat saat reaksi enzimatik akan terjadi. Misalnya asam malonat dapat menghambat enzim dehidrogenase suksinat pada pembentukan asam fumarat dari suksinat. Struktur asam suksinat mirip dengan asam malonat. Dalam reaksi ini asam malonat bersaing dengan asam suksinat (substrat) untuk dapat bergabung dengan bagian aktif protein enzim dehidrogenase. Penghambatan oleh inhibitor dapat dikurangi dengan menambah jumlah substrat sampai berlebihan. Daya penghambatannya dipengaruhi oleh kadar penghambat, kadar substrat d
an aktivitas relatif antara penghambat dan substrat.

b.      Penghambat tidak bersaing (non-kompetitif)
Zat-zat kimia tertentu mempunyai afinitas yang tinggi terhadap ion logam penyusun enzim. Senyawa-senyawa seperti sianida, sulfida, natrium azida, dan karbon monooksida adalah senyawa penghambat untuk enzim yang mengandung Fe, yaitu dengan terjadinya reaksi antara senyawa-senyawa tersebut dengan ion Fe yang menyebabkan enzim menjadi tidak aktif. Merkuri (Hg) dan perak (Ag) merupakan penghambat enzim yang mengandung gugusan sulfhidril (-SH).
Pada penghambatan nonkompetitif tidak terjadi persaingan antara zat penghambat dengan substrat. Misalnya enzim sitokromoksidase dihambat oleh CO (karbon monooksida) dengan mengikat Fe yang merupakan gugusan aktif enzim tersebut. Penghambatan nonkompetitif tidak dapat dikurangi dengan penambahan jumlah substrat, oleh karena daya penghambatannya dipengaruhi oleh kadar penghambat dan afinitas penghambat terhadap enzim.





c.       Penghambat umpan balik (feed back inhibitor)
Penghambatan umpan balik disebabkan oleh hasil akhir suatu rangkaian reaksi enzimatik yang menghambat aktifitas enzim pada reaksi pertama. Hasil akhir reaksi juga mempengaruhi pembentukan enzim.

d.      Penghambat represor
Represor adalah hasil akhir suatu rangkaian reaksi enzimatik yang dapat mempengaruhi atau mengatur pembentukan enzim-enzim pada reaksi sebelumnya.

e.       Penghambat alosterik
Penghambat alosterik adalah penghambat yang dapat mempengaruhi enzim alosterik. Enzim alosterik adalah enzim yang mempunyai dua bagian aktif, yaitu bagian aktif yang menangkap substrat dan bagian yang menangkap penghambat. Apabila ada senyawa yang dapat memasuki bagian yang menangkap penghambat maka enzim menjadi tidak aktif, senyawa penghambat tersebut merupakan penghambat alosterik. Struktur senyawa penghambat alosterik tidak mirip dengan struktur substrat. Pengikatan penghambat alosterik pada enzim menyebabkan enzim tidak aktif, sehingga substrat tidak dapat dikatalisis dan tidak menghasilkan produk. Apabila enzim menangkap substrat maka penghambat tidak dapat terikat pada enzim, sehingga enzim dapat aktif mereaksikan substrat menjadi produk.

5.      Aktivator (penggiat) atau kofaktor
Aktivator atau kofaktor adalah suatu zat yang dapat mengaktifkan enzim yang semula belum aktif. Enzim yang belum aktif disebut pre-enzim atau zymogen (simogen). Kofaktor dapat berbentuk ion-ion dari unsur H, Fe, Cu, Mg, Mo, Zn, Co, atau berupa
koenzim, vitamin, dan enzim lain.

6.      Penginduksi (induktor)
Induktor adalah suatu substrat yang dapat merangsang pembentukan enzim. Sebagai contoh adalah laktosa dapat menginduksi pembentukan enzim beta galaktosidase.
               
      Gambar.3. Skala laktosa dapat menginduksi pembentukan enzim beta galaktosidase

7.      Koenzim
Merupakan senyawa- senyawa organic yang mempunyai berat molekul yang cukup rendah, bersifat termostabil, dapat dialysadan juga bersifat mengkatalisir. Contohnya :
a.       Koenzim I
Tersusun dari satu molekul beta asam nikotinamida, satu molekul adenin dan 2 molekul pentose serta 2 molekul asam postat.
b.      Koenzim II
Dikenal juga sebagai kodehidrogenase II atau koenzimase II. Fungsinya sama dengan fungsi koenzim I dan hanya berbeda dalam kandungan molekul asam posfatnya. Pada koenzim I terdapat 2 molekul asam posfat sedang pada koenzim II terdapat 3 molekul asam posfat. Fungsi koenzim dalam suasana anaerob adalahsebagai dehidrogenase yang menerima atom H atau sebagai akseptor H.
Dehidrogenase adalah enzim yang mempunyai koenzim-koenzim yang dapat dioksidasi reduksikan secara reversible.
c.       Diaforase
Dikenal sebagai enzim kuning atau disebut flavoprotein. Enzim ini terdapat protestetik yaitu “ flavin adenine dinucleotide”. Enzim diaforase terdapat pada jasat hidup sepetri yeast, bakteri dan tumbuhan tingkat tinggi, dapat berfungsi sebagai pembawa hidrogen atau “ hydrogen carrier”.
d.      Kokarboksilase
Terdapat dalam yeast, sayur-sayuran dan sel-sel dari hewan tersusun dari 1 molekul tiamin(vitamin B1) dan 2 molekul asam posfat. Koenzim dapat mengkatalisir dikarboksilasi dari asam pirufat menjadi asam aldehida dan karbondioksida.
e.       Glutathion
Koenzim ini tersusun dari 1 molekul asam glutamate (glutamic acid) dan 1 molekul sistein. Glutathion dapat menggandakan reaksi oksidasi dan reduksi.
f.       Enzim Respirasi
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses pemecahan bahan-bahan dalam sel dapat digolongkan berdasarkan atas fungsinya sebagai berikut :
·         Isomerase
Merupakan enzim yang dapat mengkatalisator susunan molekul-molekul dalam suatu senyawa,misalkan perubahan senyawa glukosa monoposfat menjadi fruktosa 6 posfatdilakukan oleh enzim isomerase.
·         Oksidase dan dehidrogenase
Enzim-enzimini berhubungan dengan proses- proses pemindahan electron dan ion-ion hidrogen,misalkan sitokrom oksidase yang melakukan pemindahan elektron dan koenzim I dapat melakukan pemindahan hidrogennya.
·         Enzim-enzim transformasi
Enzim transformase dapat mengkatalisir pemindahan radikal-radikal dalam molekul-molekul seperti posfat bertenaga tinggi gugusan etil dan amino misalnya eksogenase dan dehidrogenase.

C.    MAKANAN MIKROORGANISME
1.      Fungsi Makanan
Ada 3 fungsi makanan yaitu :
·         Makana memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk sintesis protoplasma  dan pembentukan bahan-bahan sel.
·         Makan merupakan sumber energi untuk reaksi-reaksi biokimia dalam sel dan untuk pertumbuhan sel.
·         Makanan memberikan bahan-bahan yang dapat belajar sebagai akseptor elektron yang dibebaskan pada reaksi-reaksi yang menghasilkan energi.
Sebagaian besar jasad hidup yang termasuk mikroorganisma merupakan jasad-jasad yang bersifat holofitik, artinya mikroorganisme tersebut mengambil makananya dalam bentuk cairan. Mikroorganisme yang termasuk protozoa seperti halnya jasad-jasad golongan hewan merupakan jasad yang holozoik, artinya jasat tersebut mengambil makanannya dalam bentuk padat dan dicernakan di dalam tubuh. Mikroorganisme yang termasuk holofilik dapat menggunakan makanan berbentuk padat. Tetapi makanan tersebut harus dicerna terlebih dahulu oleh proses enzimatis yang terjadi di luar sel sehingga menjadi bahan-bahan yang terlarut yang dapat diserap oleh sel-sel mikroorganisme. Cara pencernaan makanan, enzim yang dihasilkan mikroorganisme bekerjanya secara hidrolitis diluar sel. Bahan makanan yang diperlukan mikroorganisme dapat berbentuk senyawa- senyawa organik maupun anorganik yang kompleks atau pun senyawa organikdan anorganik yang sederhana atau dalam bentuk unsur sebagai makanan. Menurut fungsinya ,makanan mikroorganisme dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu :
a.       Makanan sebagai sumber energy misalkan senyawa organik dan anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya matahari.
b.      Makanan sebagai sumber karbon misalkan hidrat arang, asam organic dan garam organic.
c.       Makanan sebagai sumber nitrogen misalkan senyawa organic. O2 , NO3-,N2O, SO42- , CO2 , dan Fe3 yang dapat menangkap electron.
d.      Makanan sebagai suber unsure-unsur mineral. Sel mikroorganisme memerlukan unsure-unsur seperti nitrogen, posfor, karbon, oksigen, dan hydrogen yang merupakan konstituen utama dari sel. Unsure-unsur lain yang diperlukan oleh mikroorganisme adalah K,Ca, Mg, Na, S, Cl, sedangkan Fe, Mn, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil (Trace element).
e.       Makanan sebagai akseptor electron. Makanan dapat memberikan bahan-bahan yang bekerja sebagai akseptor electron yang dibebaskan pada reaksi-reaksi yang menghasilkan energi.
f.       Makanan sebagai sumber factor pembunuh (growth factor).

2.      Pola nutrisi pada mikroorganisme
Berdasarkan atas kebutuhan akan makanannya atau pola nutrisinya mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu autotrof dan heterotrof. Jasad autotrof dapat mensintesis sendiri kebutuhan hidupnya dari senyawa- senyawa anorganik dan merupakan karakteristik bagi tumbuhan yang mempunyai klorofil sedangkan jasad heterotrof tidak mampu mensintesis makanannya sendiri sehingga hidupnya dapat sebagai saprofit atau parasit. Perbedaan kedua golongan tersebut menjadi kabur setelah diketahui bahwa growth factor yang khas diperlukan juga olah jasad – jasad yang menggunakan bahan-bahan organic sebagai makanan.  Jika kebutuhan factor penumbuh, kita pertimbangkan maka jasad-jasad hidup dapat digolongkan berdasarkan sumber energy yang digunakan jasad tersebut menjadi jasad yang fotoautotrof dan kemoutotrof. Jasad autotrofmenggunakan sinar matahari sebagai sumber energy untuk pertumbuhannya sedangkan jasad kemoautotrof memperoleh energy dari hasil-hasil oksidasi reduksi tanpa adanya sinar matahari. Sebagai contoh proses nitrifikasi pada ammonia atau garamnya yang terjadi di dalam tanah sehingga terbentuklah senyawa nitrit yang dilakukan oleh bakteri nitrit.
Penggolongan kehidupan mikroorganisme dapat dibagi atas dasar sifat organik atau anorganik dari donor electron yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Jasad-jasad yang menggunakan bahan-bahan anorganik seperti hidrogen,NH3 , H2S atau S, sebagai donor elektron atau jasad yang litotrof, sedangkan jasad hidup yang manggunakan senyawa organic sebagai donor elektronnya digolongkan dalam jasad yang organotrof. Menggolongkan jasad hidup berdasarkan atas kombinasi dari tipe energi dan donor elektron yang diperlukan untuk pertumbuhan, maka jasad hidup dapat digolongkan sebagai berikut :
a. fotolitrotrof
jasad ini menggunakan sinar matahari sebagai energi primer dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron untuk pertumbuhannya. Contohnya tumbuhan hijau yang menggunakan air sebagai donor elektron dan ganggang biru dan beberapa bakteri fotosintetik.
b. fotoorganotrof
jasad yang tergolong dalam fotoorganotrof sumber energinya tergantung pada sinar matahari dengan menggunakan senyawa organik sebagai donor elektron. Contohnya bakteri ungu dari ordo pseudomonadales.
c. kemolitrotrof
jasad kemolitrotrof menggunakan sumber energi dari hasil oksidasi reduksi dari senyawa anorganik dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron. Contohnya bakteri belerang, bekteri besi, bakteri nitrogen dan bekteri nitrifikasi.
d. kemoorganotrof
jasad-jasad kemoorganotrof tergantung dari hasil-hasil oksidasi reduksi dari senyawa organik sebagai donor elektron untuk pertumbuhannya. Jasad ini termasuk golongan yang merupakan jasad hertrotrof dan mencakup sebagian besar jasad renik dan termasuk binatang tertentu.
Tabel.Ringkasan jasad hidup berdasarkan atas kombinasi dari tipe energi dan donor elektron.

Sumber energi
Sumber makanan
Tipe kehidupan




Cahaya
Diperoleh dari senyawa anorganik
Diserap dari senyawa organik

Fotolitrotrof
Contohnya :
·         Bakteri belerang
·         Bakteri belerang hijau
·         Alga biru
·         metafita
Fotoorganotrof
Contoh :
Bakteri ungu



Senyawa kimia
Kemolitotrof
Contohnya :
·         bakteri belerang
·         bakteri besi
·         bakteri hidrogen
Kemoorganotrof
Contohnya :
·         bakteri saprofit
·         bakteri pembusuk
·         bakteri nitrat
·         fungi
·         protozoa
Kemosintetik

Autotrof
Heterotrof








Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ampibi - PR_MJ - Powered by Sainstik - Designed by - PR_MJ